Televisi kabel
atau cable television adalah sistem penyiaran acara televisi lewat sinyal
frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap atau kabel
coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus
ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi, acara radio FM, internet,
dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel. Sistem ini banyak dijumpai di
Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, danTimur Tengah. TV
kabel dibuat sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan penerimaan
siaran televisi diarea tertentu dimana penerimaan sinyal sangat buruk, bahkan
di area yang sama sekali tak ada sinyal siaran (blank spot).
A. SISTEM KERJA DAN APLIKASI JARINGAN TV KABEL
a.
Sistem Kerja TV Kabel
Sistem
TV kabel dalam Hollins (1984:12) terbagi menjadi dua yaitu :
1.
Master
Antenna Television (MATV)
MATV
digunakan untuk melayani transmisi sinyal siaran televisi ke suatu area
tertentu misalnya apartemen atau kompleks perumahan.
2.
Community
Antenna Television (CATV).
CATV
digunakan untuk melayani transmisi ke area yang lebih besar misalnya suatu kota
dimana terdapat sejumlah besar rumah tangga.
Komponen
utama dalam suatu konsep sistem jaringan TV kabel Secara garis besarnya:
1.
Headend (Pusat operasi transmisi)
Headend
adalah titik awal penggabungan dari beberpa siaran yang telah diolah secara
teknis agar dapat didistribusikan bersama melalui satu saluran kabel ke
pelanggan. Headend tidak hanya menerima sinyal siaran lokal untuk dipancarkan
saja, tetapi juga dapat menerima sinyal-sinyal: siaran dari kota yang jauh,
siaran dari satelit, dan dari gelombang microwave. Karena itu, headend
dilengkapi dengan perangkat penunjang, seperti menara dan berbagai jenis
antena, termasuk antena parabola, untuk menerima siaran dari satelit. Selain
itu, headend bisa mempunyai program siaran sendiri sehingga membutuhkan studio
yang memadai untuk menghasilkan program siarannya.
2.
Trunk cable (Saluran Induk)
Kabel
trunk berfungsi untuk mengirim sinyal ke kelompok-kelompok pelanggan.
Selainkabel ada juga trunk amplifier. Trunk amplifier berfungsi untuk
menguatkan sinyal yang melemah akibat panjangnya kabel. Ia dipasang pada tiap
jarak tertentu. Jumlah amplifier yang dipasang pada kabel dibatasi oleh nilai
noise dan distorsi pada amplifier bersangkutan.
3. Distribution cable (yaitu kabel yang membentang
di suatu area permukiman)
Distribution
cable berfungsi untuk mendistribusikan sinyal ke tiap-tiap rumah dalam satu
kelompok pelanggan. Antara sistem trunk dan sistem distribusi dipasang
interface yang disebut bridger amplifier. Perangkat pendukung sistem distribusi
adalah kabel distribusi, line extender amplifier, dan tap.Tap berfungsi sebagai
titik pengambilan sinyal atau percabangan untuk kabel drop
4. Drop cable (yaitu kabel yang dipasang pada suatu
unit rumah tangga)
Berbeda
dengan kabel distribusi yang berstruktur kaku, kabel drop mempunyai struktur
yang fleksibel/lentur. Keluaran kabel drop dihubungkan dengan Perangkat
elektronik seperti TV Penerima.
5. Perangkat elektronik (penerima)
operator
TV kabel yang memakai proses pengacakan (scrambling) Biasanya menyediakan
converter untuk pelanggannya, yang dipasang antara Tv Penerima dan kabel drop
(teknologinya tidak kami bahas disini) . Untuk sistem yang lebih maju tidak
hanya menerima bahkan dapat mengirim data. Dengan teknologi baru seperti Modem
kabel ialah perangkat yang menghubungkan jaringan TV kabel sehingga pelanggan
dapat menerima dan mengirim data (teknologinya tidak kami bahas disini)
b. Teknologi Hybrid Fibre-Coax (HFC) dan Modem Kabel
Internet
kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel
koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa
sistem, kabel koaksial hanya media untuk mendistribusikan sinyal. Di sistem
lain, kabel fiber optic ditarik dari perusahaan penyedia layanan TV kabel ke
berbagai wilayah utama. Di tempat tersebut kabel fiber optic diubah sinyalnya
untuk dialirkan menggunakan kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan. Teknologi
yang menggabungkan fiber optik dan kabel koaksial untuk distribusi pelanggan
dikenal dengan teknologi HFC (Hybrid Fiber-Coaxial). Teknologi HFC merupakan
platform jaringan yang menyediakan tiga saluran sekaligus antara lain saluran
TV, akses internet cepat dan telephony.
Bandwidth
yang dikirim lewat jaringan TV kabel dibagi menjadi banyak kanal (channel).
Lebar tiap kanal dibuat sebesar 6 MHz. Hal ini dikarenakan signal TV
menggunakan alokasi frekuensi 6Mhz (standard NTSC) atau 7 atau 8Mhz (standard
PAL), untuk disesuaikan dengan bandwidth video standar yang sebesar 4,2 MHz,
dan bandwidth HDTV (high definition TV) yang telah dikompresi menjadi 6 MHz.
Biasanya tiap kanal digunakan untuk mengirim satu siaran., sehingga dalam satu
kabel dapat disalurkan berpuluh siaran TV. Umumnya spektrum frekuensi yang
digunakan untuk signal TV berkisar antara 111Mhz – 450 Mhz, padahal kabel
koaksial ini mampu membawa frekuensi hingga 1000 Mhz. Jika awalnya semua kanal
dipakai untuk mengirim siaran televisi, kini beberapa kanal digunakan untuk
akses Internet yaitu menggunakan kanal pada frekuensi yang tidak terpakai yang
kemudian digunakan untuk membawa signal data, dan biasanya dibawa pada
frekuensi 550 Mhz ke atas.
Beberapa
kanal berfungsi sebagai jalur downstream (dari Internet ke pelanggan), dan
lainnya berfungsi sebagai jalur upstream (dari pelanggan ke Internet). Lebar
bandwidth atau jumlah kanal yang difungsikan untuk downstream lebih sedikit
daripada kanal untuk upstream karena kebanyakan pelanggan lebih banyak
melakukan download dibanding upload. Traffic yang terjadi pada pelanggan kabel
modem umumnya bersifat asimetrik. Trafik downstream bersifat lebih besar
daripada trafik upstreamnya, hal ini umum terjadi pada traffic Internet. Trafik
downstream memakai besar frekuensi 6 Mhz sehingga bandwidth yang didapat
sekitar 27Mbps. Bandwidth sebesar ini dishared (dibagi) bersama-sama dengan
pengguna atau pelangan internet TV Kabel lainnya. Sedangkan di sisi upstream,
besar frekuensi yang digunakan bervariasi antara 200Khz, 400, Khz, 800 Khz,
1600 Khz, dan 3200 Khz. Apabila 800Khz yang digunakan maka besar bandwidth yang
didapat sekitar 2700 Kbps. Hal ini tentu saja mengakibatkan waktu yang
dibutuhkan untuk upload (mengirim data dari pengguna ke internet) lebih lama
daripada waktu untuk mengirim data dari internet ke pelanggan (download).
Untuk
transmisi data internet tersebut, baik upstream maupun downstream, satu kanal
digunakan bersama-sama oleh seluruh pengguna layanan. Untuk itu bandwidth
upstream yang sempit itu dibagi dalam satuan waktu, yaitu dalam milisecond
(1/1000 detik), yang mana dalam satuan waktu tersebut seorang pelanggan dapat
melakukan sekali “semprot” data ke Internet.
Agar
pelanggannya dapat mengakses Internet, operator TV kabel punya dua pilihan.
Pilihan pertama adalah membangun dan mengoperasikan sendiri layanan
Internetnya. Artinya, si operator berfungsi sebagai broadband server. Ia dapat
menyediakan layanan Internet standar, seperti surfing website, e-mail box, dan
chatting. Atau layanan lain seperti menyediakan space untuk menyimpan file-file
data, audio, dan video milik pelanggan. Dengan cara ini pelanggan tidak perlu
lagi berlangganan ISP (Internet Service Provider) lain. Artinya, ia pun tidak
punya pilihan ISP lain selain operator TV kabel yang bersangkutan. Pilihan
kedua, operator TV kabel bekerja sama dengan ISP lain. Kerja sama ini dalam
bentuk lisensi pengoperasian ISP dan bandwidth. Operator dapat bekerja sama
dengan satu atau lebih ISP sehingga pelanggan lebih banyak punya pilihan
walaupun tetap terbatas. Di Indonesia, dari tiga operator TV kabel, tampaknya
baru satu operator yang telah memberikan layanan Internet dalam bentuk kerja
sama dengan dua ISP.
B. SIFAT-SIFAT INTERNET KABEL
a. Kelebihan Yang dimiliki
Internet lewat jaringan TV kabel mempunyai beberapa
kelebihan dibanding Internet lewat jaringan telepon. Salah satunya adalah akses
Internet selama 24 jam. Hal ini bisa terjadi karena operator TV kabel mengaktifkan
jaringan dan pelayanannya selama 24 jam penuh.
Jika pelanggan menambah fasilitas Internet, para
operator TV kabel akan menarik tambahan pada biaya langganan bulanan. Biaya
tambahan ini “jatuhnya” lebih murah dibanding ongkos yang harus dibayar jika
menggunakan media saluran telepon selama 24 jam untuk satu bulan.
Selain itu, dengan Internet kabel tidak perlu lagi
ada proses dialing seperti yang dilakukan pada jaringan telepon. Tidak ada lagi
jawaban nada sibuk (busy tone) saat semua saluran telepon ke ISP sedang padat.
Dan, tidak ada lagi panggilan telepon yang tidak terjawab karena kita sibuk
berInternet-ria.
Kecepatan transmisi data (upstream dan downstream)
juga lebih tinggi dibanding transmisi data pada jaringan telepon standar maupun
ISDN/Integrated Service Digital Network. Jika kecepatan transmisi data maksimum
pada saluran telepon standar sebesar 28,8 kbps (kilo bit per detik), dan pada
ISDN sebesar 128 kbps, maka pada jaringan TV kabel dapat mencapai 38 Mbps (Mega
bit per detik). Kecepatan transmisi data ini kinerjanya tidak dipengaruhi
jauh-dekatnya jarak antara pelanggan dan penyedia layanan.
Dengan kecepatan setinggi itu, kita dapat menerima
aliran video audio (audio video stream) yang lebih lancar, tidak diam membeku
(freeze). Dengan demikian, teleconference dengan live video-audio bersama
rekanan kerja atau video-audio chatting dengan keluarga di tempat yang jauh
dapat dilakukan dengan nyaman.
Kecepatan-kecepatan yang sangat tinggi biasanya
dapat dicapai jika kabel yang dipakai dalam sistem trunk dan distribusi adalah
kabel serat optik. Kabel coaxial hanya digunakan sebagai kabel drop, yaitu
kabel penghubung antara pelanggan dan tap distribusi..
b. Kelemahan Yang dimiliki
Bagaimanapun juga penggunaan kanal tunggal ini
mempunyai efek bagi para pengguna cable modem. Bila Anda sudah terkoneksi
duluan ke Internet melalui sebuah kanal yang masih kosong, maka Anda dapat
memanfaatkan seluruh bandwidth hanya untuk keperluan Anda. Namun seiring dengan
adanya penambahan pelanggan baru, terutama pelanggan yang boros bandwidth, Anda
terpaksa harus berbagi bandwidth dengannya dan Anda akan merasakan penurunan
unjuk kerja yang signifikan. Hal ini disebabkan karena penggunaan kanal yang
dialokasikan untuk internet digunakan secara bersama-sama oleh semua pelanggan.
Mungkin saja terjadi, pada saat koneksi penuh,
unjuk kerja akan jauh dibawah teori. Berita baiknya, penurunan unjuk kerja ini
dapat diatasi dengan menambahkan kanal baru dan membagi rata jumlah pengguna
tiap kanal yang digunakan untuk transmisi data lewat internet.
C.
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK INTERNET KABEL
a.
Pada sisi Pelanggan : Modem kabel
Salah
satu perangkat pendukung Internet kabel adalah modem (modulator-demodulator)
kabel. Ia menghubungkan komputer PC pelanggan dengan saluran TV kabel.
Fungsinya adalah sebagai interface antara format standar komunikasi komputer
dan format standar komunikasi jaringan TV kabel.
Cable
Modem adalah alat yang memungkinkan akses data dengan kecepatan tinggi
(seperti, internet) melalui jaringan kabel TV (tidak menggunakan line telepon
seperti pada modem umumnya). Cable Modem pada umumnya memiliki 2 (dua) buah
konektor, yang satu untuk disambungkan ke outlet jaringan kabel TV dan yang
satunya lagi disambungkan ke komputer (PC). Kebanyakan cable modem merupakan
peralatan eksternal yang dihubungkan ke PC dengan menggunakan kartu jaringan
(10Base-T Ethernet) dan kabel khusus (twisted-pair wiring). Eksternal USB
(Universal Serial Bus) cable modem dan kartu internal PCI cable modem pada saat
ini masih dalam tahap pengembangan. Kadang-kadang orang suka salah mengerti
tentang arti kata “Cable Modem” karena Cable modem bekerja lebih mirip dengan
peralatan jaringan (LAN) daripada modem.
Kecepatan
cable modem itu sangat bervariatif, tergantung pada sistem yang diterapkan pada
modem itu sendiri, arsitektur kabel jaringan, dan tingkat kesibukan jalur data.
Pada arah downstream (dari jaringan ke komputer) kecepatannya dapat mencapai
hingga 27 Mbps yang dibagi-bagi dengan beberapa user sesuai dengan
bandwidthnya. Beberapa komputer dapat melakukan koneksi dengan kecepatan yang
tinggi hingga antara 1 sampai 2 Mbps. Bagaimanapun pada umunya produsen dari
cable modem tersebut mematok pada kecepatan 500 Kbps sampai 2.5 Mbps.
Masalahnya,
komunikasi jaringan TV kabel belum mempunyai standar komunikasi yang baku.
Karena itu, sebaiknya modem kabel disediakan oleh operator TV kabel. Pemilihan
modem yang tidak sesuai dengan format jaringan jelas menghalangi kita menikmati
Internet 24 jam. Namun, jika regulasinya telah disepakati oleh badan-badan yang
berwenang, kita bisa membeli modem dengan pilihan model yang lebih banyak.
Badan-badan yang biasa mengeluarkan regulasi di antaranya adalah: Federal
Communication Commision (FCC), International Telecommunication Union (ITU ),
dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
Pada
umumnya cable modem tidak dapat dibeli secara terpisah, hal ini disebabkan
karena apabila perusahaan penyedia jaringan kabel tersebut mempergunakan
peralatan jaringan dari merek tertentu, maka hanya cable modem merek tersebut
yang dapat digunakan. Karena alasan inilah pada umumnya pengguna dari jasa
cable modem ini dapat menyewa peralatannya (cable modem), sehingga tidak perlu
menghadapi resiko dari produk yang ketinggalan jaman (masalah yang umumnya
dihadapi oleh pengguna komputer).
b.
Pada sisi penyedia layanan TV Kabel: CMTS dan perlengkapan lainnya
Cable
Modem Termination System (CMTS) terletak di headend jaringan TV kabel. CMTS
mengambil aliran data sejumlah pelanggan yang dikirim melalui jalur upstream,
kemudian mengirimkan ke ISP atau ke koneksi Internet. Pada headend, operator TV
kabel juga perlu memiliki (atau menyewa dari ISP) beberapa perlengkapan
(hardware dan software) untuk fasilitas Internet.
Perlengkapan-perlengkapannya
adalah: beberapa komputer server untuk keperluan accounting dan logging.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) untuk keperluan assigning dan
administrasi alamat-alamat IP (Internet Protocol) bagi pelanggan-pelanggannya.
Juga server pengatur untuk protokol yang berjuluk: Data Over Cable Service
Interface Specifications (DOCSIS). DOCSIS adalah standar utama yang digunakan
Amerika Serikat untuk penyelenggaraan akses Internet bagi pelanggan TV kabel.
Data
yang lewat downstream mengalir ke semua pelanggan (yang sedang terhubung)
dengan mekanisme seperti pada jaringan ethernet, yaitu sistem jaringan yang
banyak digunakan pada Local Area Network (LAN). Pada mekanisme ini, blok data
yang ditujukan bagi seorang pelanggan hanya dapat diterima dan dibaca oleh
pelanggan yang bersangkutan.
Ketika
seorang pelanggan mengirim data ke CMTS melalui jalur upstream, datanya tidak
akan dapat dibaca oleh pelanggan lain. Agar bersifat multi-akses, bandwidth
upstream yang sempit dibagi menjadi potongan-potongan waktu (dalam orde
milidetik).
Pada
tiap periode akan dikirim beberapa potongan waktu yang masing-masing berisi
satu data dari satu pelanggan. Atau dengan kata lain, pelanggan-pelanggan yang
on-line, memakai saluran upstream secara bergantian dalam orde milidetik. Cara
pembagian waktu ini dapat bekerja dengan baik jika: jumlah pelanggan yang
terhubung (antrean) sedikit dan sebagian besar pelanggan mengirimkan perintah
pendek.
Sebuah
CMTS mampu menangani 1.000 pelanggan yang terhubung ke Internet melalui kanal
tunggal selebar 6 MHz. Karena kanal tunggal mampu dilalui 30 Mbps hingga 40
Mbps, tampak jelas bahwa kecepatan transfer datanya lebih tinggi daripada
kecepatan transfer data jaringan telepon.
Akan
tetapi, kecepatan itu tidak selalu dapat dicapai karena jaringan TV kabel
terdiri atas cabang-cabang. Semua pelanggan pada cabang-cabang menggunakan
bandwidth yang sama. Akibatnya, saat jumlah pelanggan yang mengakses Internet
bertambah, kecepatan transfer data akan menurun. Ini karena bandwidth untuk
Internet dipakai bergantian, sebagaimana pada LAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar